Perang Menghancurkan Bangsa
Kali ini saya ingin menumpahkan unek-unek saya tentang konflik atau peperangan. Baik yang terjadi di sebuah masyarakat, bangsa, negara, atau antar negara. Dari sejarah kita ketahui, perang past akan mendatangkan ketamakan, pelecehan harkat kemanusiaan, keserakahan, dan melahirkan dendam-dendam tak berkesudahan.
Yang menyedihkan, konflik zaman purba terus saja berlanjut dan berkecamuk di berbagai belahan dunia saat ini. Sebut misalnya konflik berkepanjangan di Palestina, Irak, Afganistan, Khasmir, Thailand Selatan, Philipina Selatan, di beberapa negara Afrika, serta sejumlah negara pecahan Uni Soviet.
Lebih menyedihkan lagi, konflik juga melanda negeri kita sendiri seperti di Aceh beberapa waktu lalu, di Poso, Ambon, dan Papua. Sejumlah konflik horisontal juga mulai menggejala pasca pemilihan langsung para kepala daerah. Kembali muncul pertanyaan dalam benak kita, apa sesungguhnya inti dari semua gambaran kehidupan seperti ini? Hendak ke mana umat manusia ini akan dibawa oleh para penguasa dan pemimpinnya?
Jika kita renungkan sedalam-dalamnya, sesungguhnya keserakahan, kekerasan, pelecehan, pembunuhan, dan dendam-dendam dalam perang itu timbul dari nafsu manusia yang tidak terkendali. Titik pangkalnya adalah pada ketiadaan atau hilangnya penghormatan terhadap jiwa manusia.
Jika manusia diperlakukan semena-mena, dilecehkan, disiksa, disakiti, atau bahkan dibunuh dengan dalih perang atau dalih apa pun juga. Sesungguhnya, perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang mengingkari hakikat nilai-nilai cinta kasih yang dimiliki seluruh umat manusia. Jika kehidupan sudah tidak lagi dilandaskan pada keagungan cinta kasih, maka kehidupan memasuki awal dari satu malapetaka ke malapetaka yang lainnya.
Sebagai manusia kita memiliki kemampuan berpikir dan memilih apa pun tindakan kita. Kita juga memiliki pengetahuan tentang apa yang baik dan yang jahat. Yang salah dan yang benar. Kita pun punya kemampuan untuk mengendalikan pikiran, nalar, emosi, dan nafsu kita. Kalau kita sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai luhur ini mampu menggunakan kemampuan pengendalian diri tersebut, dan selalu kembali kepada nilai-nilai cinta kasih, maka kita tidak akan pernah terjerumus dalam lingkaran setan konflik dan peperangan.
Jika konflik dan peperangan bisa kita hindari, maka sesungguhnya kita telah menghidupkan kembali nilai-nilai kemanusiaan. Menjunjung hakekat manusia sebagai gambaran keilahian, gambaran cinta kasih, dan gambaran keagungan sifat-sifat Sang Khalik.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home